Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Essay PPG Calon Guru Bagian C. Dalam Melaksanakan Tugas, Pernah Menghadapi Hambatan

C. Dalam melaksanakan tugas, Anda pasti pernah menghadapi hambatan dan tantangan tertentu

C.1. Ceritakan salah satu situasi tersulit yang pernah Anda hadapi dan bagaimana Anda mengelola pikiran dan perasaan untuk mengatasi situasi tersebut.

Salah satu situasi tersulit yang pernah saya hadapi adalah ketika melaksanakan kegiatan proyek berbasis komunitas di sekolah, di mana saya harus memimpin sebuah tim kecil untuk mengembangkan program literasi bagi siswa. Tantangan muncul ketika beberapa anggota tim memiliki pandangan berbeda mengenai metode pelaksanaan, dan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik menimbulkan kesalahpahaman. Situasi menjadi semakin sulit karena tenggat waktu pelaporan semakin dekat, sementara hasil kerja belum sesuai harapan.

Dalam kondisi tersebut, saya berusaha menenangkan diri dan mengelola emosi agar tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Saya mencoba memandang situasi dari sudut pandang positif—bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam kerja tim dan bisa menjadi sumber gagasan baru. Saya melatih diri untuk mendengarkan secara aktif dan menunda reaksi emosional. Dengan menjaga pikiran tetap jernih, saya bisa lebih fokus mencari solusi daripada mempermasalahkan perbedaan yang ada. Pengelolaan perasaan ini membantu saya menjaga hubungan baik dengan rekan kerja sekaligus menjaga profesionalitas dalam menghadapi tekanan.

C.2. Langkah konkrit apa yang Anda lakukan untuk menyelesaikan situasi tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengadakan pertemuan terbuka dengan seluruh anggota tim untuk membahas kendala yang muncul. Saya berusaha menciptakan suasana yang aman dan terbuka agar setiap anggota merasa nyaman menyampaikan pendapat tanpa takut disalahkan. Dalam forum tersebut, kami bersama-sama mengidentifikasi masalah utama, menyepakati pembagian tugas baru, dan menetapkan jadwal kerja yang lebih realistis. Saya juga mengusulkan adanya mekanisme evaluasi mingguan agar kami bisa memantau perkembangan secara berkala dan segera menindaklanjuti kendala yang muncul.

Selain tim inti, saya juga melibatkan kepala sekolah dan guru pembimbing sebagai pihak yang lebih berpengalaman untuk memberikan masukan dan bimbingan. Dukungan moral dan arahan dari mereka membantu kami menemukan cara kerja yang lebih efisien. Kolaborasi ini membuahkan hasil yang baik—komunikasi antaranggota menjadi lebih lancar, rasa tanggung jawab meningkat, dan hasil proyek literasi dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa keterbukaan, koordinasi yang baik, serta kepemimpinan yang empatik sangat penting dalam menyelesaikan konflik tim.

C.3. Pembelajaran apa yang Anda peroleh dari proses tersebut bagi penguatan diri maupun hubungan dengan orang lain?

Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa kemampuan mengelola diri adalah kunci utama dalam menghadapi tekanan. Saya menyadari pentingnya keseimbangan antara rasionalitas dan empati ketika memimpin sebuah tim. Proses tersebut membantu saya memperkuat kemampuan komunikasi asertif—menyampaikan pendapat secara tegas namun tetap menghormati orang lain. Selain itu, saya menjadi lebih peka dalam membaca dinamika kelompok, sehingga bisa bertindak preventif sebelum masalah berkembang menjadi konflik yang lebih besar.

Bagi hubungan dengan orang lain, pengalaman ini mengajarkan saya arti pentingnya kepercayaan dan kolaborasi. Ketika kita menghargai setiap anggota tim dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi, rasa memiliki terhadap tujuan bersama akan tumbuh secara alami. Saya juga menyadari bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang memberi instruksi, tetapi juga tentang mendampingi, mendengarkan, dan memberi contoh. Pembelajaran ini menjadi dasar bagi saya untuk terus membangun lingkungan kerja yang suportif, terbuka, dan produktif di masa mendatang.