Essay PPG Calon Guru Bagian B. Meningkatkan Performa Diperlukan Beranian Keluar dari Zona Nyaman.
Essay PPG Calon Guru 2025
B.1. Ceritakan pengalaman Anda keluar dari zona nyaman untuk meningkatkan performa.
Pengalaman keluar dari zona nyaman saya terjadi ketika pertama kali diminta menjadi fasilitator dalam sebuah pelatihan literasi digital untuk guru dan siswa di luar sekolah tempat saya mengajar. Sebelumnya, saya lebih terbiasa menjadi peserta pelatihan atau bekerja dalam lingkup internal sekolah. Namun, kesempatan ini menuntut saya untuk berdiri di depan peserta dari berbagai latar belakang dan usia, dengan ekspektasi yang cukup tinggi terhadap kemampuan saya. Situasi tersebut membuat saya harus menghadapi rasa gugup dan keraguan terhadap kemampuan diri sendiri.
Saya menyadari bahwa untuk berkembang, saya harus berani menerima tantangan tersebut. Maka, saya mempersiapkan diri dengan mempelajari kembali materi pelatihan, berlatih berbicara di depan cermin, serta meminta umpan balik dari rekan sejawat mengenai cara penyampaian yang efektif. Ketika pelatihan berlangsung, saya menemukan bahwa rasa percaya diri tumbuh seiring berjalannya waktu. Saya belajar berinteraksi dengan lebih terbuka, menyesuaikan metode penyampaian sesuai dengan karakter peserta, dan akhirnya mampu mengelola kegiatan dengan baik. Pengalaman ini memberi saya pelajaran penting bahwa pertumbuhan profesional hanya terjadi ketika seseorang berani melangkah keluar dari kenyamanan rutinitas.
B.2. Bagaimana Anda secara reflektif mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan?
Saya menggunakan pendekatan reflektif dengan meninjau kembali hasil kerja dan umpan balik dari orang lain. Setelah setiap kegiatan pembelajaran atau pelatihan, saya meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang berjalan efektif dan bagian mana yang masih perlu diperbaiki. Misalnya, saya menulis catatan refleksi yang mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, serta respon peserta. Melalui proses ini, saya dapat melihat pola kekuatan dan kelemahan yang muncul secara konsisten, seperti kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan penggunaan media pembelajaran.
Selain refleksi pribadi, saya juga secara aktif meminta masukan dari rekan guru, mentor, dan peserta pelatihan. Terkadang, pandangan orang lain memberikan perspektif baru yang tidak saya sadari sebelumnya. Dari proses reflektif tersebut, saya mengidentifikasi bahwa kemampuan saya dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran masih bisa dikembangkan lebih jauh. Kesadaran ini menjadi dasar bagi saya untuk menetapkan tujuan belajar baru dan mengikuti pelatihan tambahan agar kompetensi saya terus berkembang seiring dengan kebutuhan zaman.
B.3. Apa langkah-langkah yang Anda lakukan dan bagaimana Anda mengaplikasikan hal tersebut dalam praktik?
Langkah pertama yang saya lakukan adalah menetapkan tujuan pengembangan diri yang spesifik dan terukur. Misalnya, saya menargetkan peningkatan keterampilan dalam merancang pembelajaran berbasis teknologi dan meningkatkan kemampuan komunikasi publik. Setelah itu, saya mencari sumber belajar yang relevan seperti kursus daring, pelatihan guru inovatif, dan komunitas pendidikan digital. Saya juga berkomitmen untuk menerapkan setiap pengetahuan baru ke dalam praktik nyata di kelas maupun kegiatan pelatihan.
Dalam penerapannya, saya mulai mengintegrasikan teknologi sederhana seperti Google Form, Canva, dan LearningApps untuk meningkatkan interaktivitas pembelajaran. Saya juga mencoba membagikan pengalaman belajar saya melalui forum komunitas guru agar dapat memperoleh umpan balik dan ide baru. Proses ini membuat saya semakin terbiasa beradaptasi dengan perubahan, berpikir kreatif, dan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Dengan langkah-langkah tersebut, peningkatan performa saya tidak hanya terlihat dari hasil kerja, tetapi juga dari cara saya menghadapi tantangan secara lebih percaya diri dan profesional.
B.4. Bagaimana proses belajar itu berdampak pada perkembangan diri dan cara Anda berkontribusi di lingkungan kerja atau pembelajaran?
Proses belajar keluar dari zona nyaman memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan diri saya. Saya menjadi lebih terbuka terhadap perubahan, lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan baru, dan memiliki motivasi yang lebih kuat untuk terus belajar. Pengalaman ini juga membantu saya memahami bahwa kegagalan bukan akhir dari proses, melainkan bagian penting dari pembelajaran yang mengasah ketahanan dan kemampuan reflektif.
Di lingkungan kerja, perubahan tersebut terlihat dari cara saya berkontribusi. Saya mulai aktif menginisiasi kegiatan berbagi praktik baik antarguru, membantu rekan sejawat dalam penggunaan teknologi pembelajaran, dan ikut serta dalam proyek kolaboratif sekolah. Kemampuan reflektif dan adaptif yang saya peroleh dari pengalaman tersebut menjadikan saya lebih efektif dalam bekerja sama dan lebih peka terhadap kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, proses belajar ini tidak hanya meningkatkan performa pribadi, tetapi juga memberi dampak positif bagi komunitas pendidikan di sekitar saya.
