Kerangka Pembelajaran Kokurikuler
Kerangka Pembelajaran Kokurikuler
Mengacu pada Prinsip Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Upaya menjadikan kokurikuler sebagai ruang belajar yang benar-benar bermakna dan berdampak bagi murid, perancangannya perlu mengacu pada kerangka kerja pembelajaran mendalam. Dalam konteks ini, kerangka pembelajaran kokurikuler disusun dengan memperhatikan empat komponen penting yang saling terhubung:
- ► Praktik Pedagogis
- ► Lingkungan Pembelajaran
- ► Kemitraan Pembelajaran
- ► Pemanfaatan Teknologi Digital
1. Praktik Pedagogis
Pendidik berperan sebagai aktivator, kolaborator, dan pengembang budaya belajar, yang mendampingi proses berpikir, merasakan, dan bertindak murid secara reflektif, serta melibatkan murid mengembangkan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Praktik pedagogis dalam kokurikuler mengutamakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu melalui pembelajaran aktif seperti model pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis masalah, dan ruang eksplorasi yang memungkinkan murid mengonstruksi pengetahuan dan membangun makna secara mandiri maupun kolaboratif.
2. Lingkungan Pembelajaran
Kegiatan kokurikuler mendorong pemaknaan ruang belajar yang lebih luas, tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar ruang formal: area-area di dalam dan sekitar satuan pendidikan, komunitas lokal, bahkan ruang digital. Lingkungan pembelajaran yang mendukung adalah lingkungan yang aman, terbuka, inklusif, dan menghargai keberagaman cara belajar murid. Hal ini memungkinkan murid mengalami pembelajaran secara utuh dan kontekstual.
3. Kemitraan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler melalui pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, dan/atau cara lainnya agar efektif, berkesinambungan dan berdampak masif, maka diperlukan kemitraan dengan berbagai pihak. Kemitraan dalam hal ini bisa ditinjau dari catur pusat pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media.
a. Peran Satuan Pendidikan
Kegiatan kokurikuler sendiri merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran yang dilakukan pada satuan pendidikan. Satuan pendidikan merupakan pengendali seluruh kegiatan pembelajaran, termasuk kokurikuler. Satuan pendidikan merancang kegiatan kokurikuler sesuai dengan potensi lokal, kebutuhan murid, kompetensi yang ingin dikembangkan, dan karakter yang ingin dikuatkan. Kegiatan kokurikuler di satuan pendidikan menguatkan sinergi dengan keluarga, masyarakat, dan media dalam mendukung peningkatan kompetensi dan penguatan karakter.
Tabel 1. Peran Satuan Pendidikan
| Peran | Tanggung Jawab |
|---|---|
| Kepala satuan pendidikan |
|
| Pendidik |
|
| Tenaga Kependidikan | Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. |
| Warga satuan pendidikan lainnya | Sebagai mitra dan ikut menjaga ekosistem yang kondusif. |
b. Peran Keluarga dalam Kokurikuler
Peran keluarga sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang murid, antara lain karena keluarga sebagai tempat pertama anak-anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan, seperti kasih sayang, disiplin, dan tanggung jawab. Keluarga juga memiliki andil besar dalam membimbing anak-anaknya untuk menjadi individu yang berbudi pekerti luhur melalui upaya menciptakan suasana yang penuh perhatian dan kasih sayang. Keluarga harus memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan anak-anak untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan pendidikan mereka.
Tabel 2. Peran Keluarga
| Peran | Tanggung Jawab |
|---|---|
| Orang Tua/Wali |
|
| Anggota Keluarga lainnya |
|
c. Peran Masyarakat dalam Kokurikuler
Masyarakat merupakan mitra penting bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan kokurikuler. Masyarakat merupakan lingkungan sosial di luar satuan pendidikan dan keluarga yang dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran yang kaya dan beragam, dalam rangka meningkatkan kompetensi serta penguatan karakter. Selain itu, kegiatan bersama masyarakat menjadi wadah bagi murid untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.
Pendidikan tidak hanya terjadi di institusi formal seperti satuan pendidikan, tetapi juga melalui interaksi sehari-hari, tradisi, dan aktivitas sosial. Masyarakat merupakan sumber pengetahuan praktis seperti kearifan lokal, keterampilan hidup, dan nilai-nilai moral yang membantu membentuk karakter individu, seperti gotong royong, toleransi, dan disiplin. Dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra pendidikan, proses belajar menjadi lebih relevan dan kontekstual. Masyarakat juga dilibatkan langsung untuk berperan aktif untuk menciptakan ekosistem yang kondusif.
Tabel 3. Peran Masyarakat
| Peran | Tanggung Jawab |
|---|---|
| Komunitas |
|
| Dunia Usaha Dunia Industri | menjadi fasilitator murid dengan dunia nyata sekaligus ikut membantu untuk magang, praktek kerja, dan lain sebagainya dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kemampuan soft skill. |
| Tokoh Masyarakat |
|
| Tokoh Agama |
|
d. Peran Media dalam Kokurikuler
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui internet telah menjadi bagian dalam keseharian. Ada berbagai alasan pentingnya menempatkan media sebagai bagian dari Catur Pusat Pendidikan. Media telah memberikan akses luas dan fleksibel terhadap informasi, sehingga produksi dan penyebarluasan materi atau konten yang berhubungan dengan kegiatan kokurikuler bisa dilakukan melalui media konvensional dan media sosial. Media berpotensi menjadi sarana pembelajaran yang efektif, tidak terbatas waktu dan tempat. Pemanfaatan media dalam pembelajaran harus diarahkan untuk mendukung peningkatan kompetensi dan penguatan karakter.
Tabel 4. Peran Media
| Peran | Tanggung Jawab |
|---|---|
| Media Sosial | sebagai alat dan mitra untuk menyampaikan nilai, narasi, dan inspirasi peningkatan kompetensi dan penguatan karakter kegiatan kokurikuler yang dapat menjangkau secara luas dan berkelanjutan. |
| Media Konvensional | menjadi alat komunikasi, sosialisasi, dan refleksi. |
4. Pemanfaatan Teknologi Digital
Teknologi digital menjadi alat bantu yang memperluas akses belajar dan memperkaya pengalaman belajar murid. Dalam kokurikuler, teknologi dapat dimanfaatkan untuk mencari referensi, mendokumentasikan proses, menyampaikan berbagai pesan ke publik, berkolaborasi jarak jauh, memvisualisasikan ide kreatif murid, mempublikasikan hasil pembelajaran yang telah dikerjakan. Teknologi digital dapat juga dimanfaatkan untuk asesmen dan pertukaran informasi di antara guru tentang perkembangan belajar murid.
